Rabu, 10 Oktober 2012

Berhambur Tangisku Di Pelukmu Mamah

sedikit demi sedikit kau alunkan kakimu menuju pintu gerbang dan menghamiriku. senyumu berhambur menyambut diriku yang telah menantimu. alangkah bahagianya diriku ketika kau datang dan mendekapku. tak terasa air mata mulai berjatuhan karena haru menahan sebah kerinduan. kau belai-belai rambutku dan mengusap-usap  wajahku, memelukku dan menciumku. mendekapku erat serta memengang lembut tubuhku. oh mamah alangkah bahagianya diriku bertemu denganmu. semua keluh kesahku tak henti-hentinya ku hamburkan semua unek-enuk yang ada di hati dan kau senantiasa menemaniku dan mendengarkan semua ceritaku. meski rasanya tak adil untuku menghamburkan semuanya kepadamu tapi tak ada tempat yang nyaman selain berada di tengah-tengah pangkuanmu. tak henti-hentinya aku mengeluh hingga aku berkata menyerah untuk melakukan kehidupan ini membuat hatimu kaget dan terus-menerus menasehatiku
"nak kamu adalah anak pertama, kamu adalah contoh bagi adik-adikmu, kelak kau menjadi tulang punggung adik-adikmu. papah dan mamah akan tua dan pensiun dari pekerjaan, kepada siapakah adikmu akan mengadu kalau tidak denganmu? cobalah jalani semuanya, ini masih awal dan semoga nanti kau akan merasakan kesenangan" kata mamah sambil membelaiku.
sungguh betapa bergetar hati ini, mengapa aku dulu mendahulukan egoku daripada keinginan orang tuaku. tak ada waktu yang ku berikan untuk berbakti padanya dan kini apakah pilihanku akan menjauhkan diriku dengannya?
aku tak mau jauh dengannya, aku ingin di dekatnya dan merawatnya serta berbakti padanya namun waktu takkan bisa terulang dan entah bagaimana aku bisa mengubah waktu agar aku bisa dekatnya.
kini pelajaran kehidupan belajarlah sesuatu untuk menghormati ibu kita. dulu kita tak pernah mengerti bagaimana dia bersusah payah merawat dan mendidik kita.
semoga storynya bisa bermanfaat.... see you latter :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar